Rabu, 30 Mei 2012

Penjelasan Dasep Ahmadi tentang Desain Mobil Listrik pada Rapat Kabinet Presiden SBY di Istana Yogya

Alumni ITB ysh,

Terimakasih atas tanggapan / dukungan /kritik teman2 alumni ITB khususnya Mas Bambang tempo, mas Ari, Mas Buntoro dkk lainnya yg tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas program mobil listrik,, saya salah satu yg ikut dalam team ini berusaha agar program ini bisa di wujudkan menjadi kenyataan dan tentu mengharapkan dukungan penuh pemerintah. Keluarga Kiichiro Toyoda saja ketika memproduksi mobil pertama kali mengandalkan order pemerintah padahal waktu itu yg saya baca dari autobiography sakichi toyoda, sekitar thn 1940an di media jepang banyak disindir mobil truck toyota "selalu bersemedi" artinya mereka pada mengkritik mobil truck toyota mogok melulu.

Saya sudah sampaikan ke pak SBY (dan separo menteri kabinet) secara langsung di rapat itu. " bahwa SDM kita sangat siap membangun Industri mobil, industri semacam Astra di indonesia "sebenarnya" sepenuhnya di operasikan oleh putra putri indonesia.
Sebagai contoh dulu ketika saya bekerja di PT Astra Daihatsu Motor Engine Plant 1994 - 1998 orang jepangnya waktu itu Mr Imanishi kalau ada problem yg sulit sekalipun biasanya ditangani oleh orang indonesia ". ( Disitu saya bekerja dengan rekan2 alumni mesin ITB yg lain seperti M sadewo, Asrul, Joearno, Bambang Suteja dll . Contoh kasus masalah membuat Crankshaft/kreuk as oleh Pin Miller CNC Machine atau Pin Grinding CNC Machine proses yg paling sulit waktu itu,, ketika ada masalah Mr Imanishinya enggak tahu, kita2 engineer ini yg menangani. Saya sedikit naik PD nya waktu itu karena Mr Matsumoto konsultan dari Daihatsu Motor Corporation jepang pernah menggelari saya Profesor dalam Bidang Machinery karena ada waktu itu problem mesin yg rusak yg tidak mereka temukan penyebabnya, Alhamdulillah bisa saya temukan . Alhamdulillah dari 2005 sampai saat ini Mr Matsumoto lah yg suka memberi kesempatan pekerjaan Membuat Mesin2 untuk pabrik Mobil Perodua di Malysia).

Saya sampaikan ke pak SBY lagi waktu itu "bahwa Mobil Listrik tidak hanya suatu produk, membangun Industri, Menciptakan lapangan Kerja, tapi itu adalah spirit, harga diri , simbol kemandirian,, bahwa bangsa kita layak menjadi bangsa produsen". Saya lupa waktu itu menyampaikan bahwa itu juga suatu opportunity dalam kondisi ekonomi saat ini dimana BBM semakin sulit dan mahal dan emisi gas buang yg bermasalah.

Terakhir saya sampaikan (walaupun dengan kalimat yg kurang begitu baik. Maklum kepikir waktu bicara ), "saya begitu terharu melihat di istana jogja ada lukisan pangeran dipenogoro yg sedang berjuang untuk kemerdekaan, tentu saya yakin kalau beliau masih hidup tentu mengharapkan generasi ini berjuang bagaimana kita bisa membangun kemandirian dalam Industri mobil."

Sehubungan dengan permintaan dari beberapa rekan di Milist tentang bagaimana spec dari mobil listrik yg kami buat dan perhitungan kelayakan ekonominya berikut saya jelaskan data2 yg kami miliki mohon koreksi kalau ada yg keliru :

1. Motor yg kami gunakan AC motor 50HP continue
2. Jarak tempuh yg saya rancang 120 sd 140 km /charging
Mobil memiliki kemampuan menyerap energi mekanik ketika jalan menurun atau decelerasi untuk charging accu (regenerative braking)

3. Kecepatan maxsimum 100km/jam bisa di exten jadi 120km/jam (programmable)

4. Battery yg akan kami gunakan Lithium ion battery 21KWH (3.2volt 180AH , 36 cell battery) jadi tegangan sistemnya 36x3,2volt = 115volt (tegangan cell bisa naik ketika dicharging sampai 3,4 volt)
Total energi yg dibawa 115Volt x 180AH= +- 21KWH
(Semoga tidak ada problem di spacenya)

Mungkin bisa dibandingkan Mitsubishi electric car i-MiEV Pakai baterry Lithium 16KWH (range 160km japanese cycle, 100km US EPAcycle) , Nissan Leaf pakai Battery 24KWH.

Hitungan saya, untuk city car fuel ekonominya MPG nya sekitar 7 sampai 8 km / KWH (city) kalau highway lebih rendah karena pengaruh force akibat drag (besarnya berbanding lurus dengan kwadrat kecepatan). Kecuali kalau di jalan tol kecepatan nya max 70km/jam pengaruh drag ini belum terasa.

kalau mobil saya pakai battery 21KWH sebenarnya yg boleh dipakai dan dicharge adalah 80%nya sekitar 16.8 KWH jadi sederhananya untuk dirumah kalau saya pakai charging level 2 untuk 6 jam charging butuh daya 16.8/6 = 2,8KW dengan 220V maka butuh 13 Ampere

Tentu kita bisa lebih rendah lagi keperluan dayanya kalau batterynya seperti Mitsubishi.

Untuk fast charging (level 1) teknologi LIthium ion ini bisa 30menit untuk mencapai 80% dari energi yg dimiliki , sehingga bisa dihitung dayanya butuh berapa.

5. untuk keekonomiannya hitungan saya adalah tadi, fuel consumsion 7 sampai 8 km / kwh , katakanlah rata2 7,5 km/kwh. Biaya listrik bersubsidi Rp 730/kwh atau Rp 1100/kwh(tanpa subsidi,, menurut Dirut PLN )
Sehingga apabila orang yg punya mobil Charging penuh saat ini biayanya hanya 16.8 x730 = Rp 12.264 untuk perjalanan 126km (16.8x7.5)(bersubsidi), Rp 18.480 (tanpa subsidi)

Mungkin kawan2 bisa bandingkan dengan kendaraan yg pakai BBM yang rata2 15km/liter (antara subsidi dan non subsidi).

Hal2 diatas menurut saya sangat prosfektif untuk dikembangkan mobil listrik, lebih lebih kalau waktu chargingnnya dipakai tengah malam artinya menggunakan listrik yg terbuang percuma oleh PLN siapa tahu harganya bisa lebih murah .

Mungkin sekian dulu penjelasan saya semoga bermanfaat. Memang seperti teman2 sampaikan membangun industri mobil lebih2 mobil listrik tidak mudah masih banyak PR yg harus kita selesaikan. Semoga ini menjadi tantangan bagi kita semua.

Salam Hangat
Dasep Ahmadi M84



Jumat, 25 Mei 2012

Konferensi Pers Presiden di Gedung Agung Yogya


KONFERENSI PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
KUNJUNGAN KERJA KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DI GEDUNG AGUNGYOGYAKARTA
TANGGAL 25 MEI 2012



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudara-saudara, para wartawan dan insan pers yang saya cintai,

Saya ingin memberikan penjelasan kepada Saudara, menyangkut kegiatan utama dalam kunjungan saya beserta rombongan ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah selama dua hari ini.

Ada empat kegiatan utama yang kami lakukan, pertama adalah melaksanakan rapat koordinasi antara unsur pemerintah pusat dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur Jawa Tengah, tentang sinergi dan kerja sama antara pusat dengan daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan dalam upaya pengurangan kemiskinan.

Kegiatan yang kedua, yang baru saja selesai, adalah pertemuan lanjutan untuk memastikan bahwa apa yang kita lakukan secara bersama untuk mengembangkan transportasi yang hemat energi dan ramah lingkungan itu berjalan dengan baik dan dengan progress atau kemajuan yang nyata.

Kegiatan ketiga, di kantor gedung negara ini juga, saya menerima kunjungan dari pimpinan BP atau British Petroleum Company, menyangkut kerja sama Indonesia dengan BP di bidang energi, baik di masa yang lalu, sekarang, dan ke depan.

Sedangkan kegiatan yang keempat, besok, memenuhi undangan Gubernur Jawa Tengah, saya akan ikut dalam kegiatan International Hash yang akan dilaksanakan di kawasan Borobudur guna meningkatkan dunia kepariwisataan di negeri kita.

Saya ingin mengelaborasi satu demi satu secara singkat apa yang menjadi kegiatan kami hari ini.

Pertama-tama, dalam rapat menyangkut upaya peningkatan ketahanan pangan dan pengurangan kemiskinan, saya telah mendapatkan laporan dan presentasi dari  kedua gubernur dengan staf, yaitu Gubernur DIY dan Gubernur Jawa Tengah, tentang apa saja yang dilakukan di kedua provinsi itu untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pengurangan kemiskinan. Saya mencermati apa yang dilaporkan tadi dan saya melihat progress, melihat kemajuan upaya pengurangan kemiskinan dan sekaligus upaya peningkatan ketahanan pangan.

Saya juga mengerti ada sejumlah tantangan, yang tantangan itu nampaknya juga terus diatasi oleh kedua provinsi ini, baik DIY maupun Jawa Tengah. Meskipun dari pihak kami, dari pemerintah pusat, juga akan ikut membantu mengatasi masalah-masalah itu manakala memang tidak mampu diatasi oleh daerah. Dan tentu ini kewajiban pusat dalam bentuk kebijakan, dalam bentuk fiscal incentives, bantuan pembangunan infrastruktur, dan lain-lain.

Tentu saja saya senang dengan progress itu, dan saya meminta kedua pemerintah daerah tersebut untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan, ditingkatkan lagi. Sebagai contoh, menyangkut ketahanan pangan, meskipun Jawa Tengah memiliki ketahanan pangan yang tinggi, berbeda dengan Yogyakarta, memang lebih luas wilayahnya, areal pertaniannya juga lebih luas dibandingkan dengan Yogyakarta, tentunya logis kalau Jawa Tengah bisa menyumbang ketahanan pangan secara nasional. Yang saya sampaikan tadi, terus tingkatkan kontribusi Jawa Tengah, misalnya untuk meningkatkan ketahanan pangan secara nasional, utamanya padi, kemudian daging sapi, dan kedelai, jagung, kemudian gula, di samping yang lain-lain.

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki usia harapan hidup yang tinggi, dan sesungguhnya juga memiliki performance yang baik, meskipun angka kemiskinan relatif lebih tinggi dibandingkan angka nasional, tetapi saya juga tahu upaya yang dilakukan secara terus-menerus. Itu kegiatan utama yang pertama.

Yang kedua, Saudara-saudara, baru saja saya melaksanakan pertemuan dengan para rektor perguruan tinggi dengan staf dan para ahli di perguruan tingginya masing-masing, dengan jajaran BUMN, dan ada lima putra bangsa yang selama ini mengembangkan electric car, transportasi elektrik, di beberapa negara dan ingin menyumbangkan apa yang dia miliki untuk negeri kita, dan tentunya dengan para Menteri.

Ini pertemuan kedua setelah tanggal 19 Maret mereka saya undang ke Jakarta untuk bersama-sama membangun tekad agar negara kita ini menghadirkan transportasi yang hemat energi dan kemudian ramah lingkungan. Solusinya dua, yang dikenal oleh dunia sekarang ini, yaitu mengembangkan kendaraan yang sangat hemat bahan bakar minyak, tetapi sekaligus bisa menggunakan listrik, yaitu sistem hibrid, hybrid system, yang sudah mulai dikenalkan di Indonesia, dan saya ingin ini secara bertahap bisa menggantikan kendaraan yang sepenuhnya menggunakan BBM.

Saudara tahu, subsidi BBM sangat tinggi, volume penggunaan BBM juga sangat tinggi, dan membebani anggaran negara dan juga mencemari lingkungan kita. Dengan sistem hybrid jauh lebih hemat karena kendaraan itu sekaligus menggunakan BBM dan juga listrik, yang tanpa di-charge, itu ada mekanisme yang saling mengisi.

Kemudian yang kedua, memang sepenuhnya nantinya tidak menggunakan BBM, yaitu electric carelectric transportation, yang hari ini kita bahas. Saya senang di perguruan tinggi, di LIPI, di BPPT, di Pindad dan juga BUMN juga terus dikembangkan. Saya juga senang ada kehadiran lima ahli kita, putra-putra bangsa yang relatif muda, juga akan ikut mengembangkan teknologi dan industri di negeri kita.

Saya senang karena ada timeline, ada roadmap yang akan kita tempuh, tentu saja research and development and innovation untuk menghadirkan mobil listrik, motor listrik, transportasi listrik, itu memerlukan konsentrasi dan pekerjaan yang sungguh-sungguh padat teknologi. Kemudian yang kedua adalah urusan regulasi, urusanpolicy, yang itu menjadi domain dan kewajiban pemerintah yang juga akan kita lakukan. Sedangkan yang ketiga, manakala hasil penelitian dan pengembangan itu harus masuk ke wilayah industri, wilayah bisnis, digunakan oleh masyarakat luas, tentu ada sisi investasi, ada sisi dunia usaha.

Semua itulah yang akan lebih kita kolaborasikan, dengan demikianprogress-nya nyata, konsepnya jelas, roadmap-nya ada, dengan demikian dalam waktu yang tidak terlalu lama negara kita juga bisa tidak sepenuhnya menggunakan kendaraan yang hanya menggunakan BBM tetapi juga paduan BBM dengan listrik dan sebagian listrik, nantinya lebih banyak listrik.

Apa yang kita lihat tadi, yang Saudara saksikan, itu adalah bentuk yang sederhana, itu bisa digunakan angkutan dalam kampus, di tempat-tempat olah raga, di instansi atau komunitas yang tidak terlalu luas, tanpa polusi, tanpa BBM sama sekali, dan itu sepenuhnya menggunakan listrik. Dari model yang sederhana itu, yang digunakan untuk kepentingan khusus, kita akan menuju kepada kendaraan, pada transportasi, baik itu untuk penumpang biasa, kapasitas empat orang, maupun untuk angkutan publik dengan kapasitas yang lebih besar lagi.

Tentu banyak yang masih harus kita jaga kerahasiannya, karena kompetisi seperti ini amat tinggi, banyak negara lain juga yang mengembangkan, kita melindungi, we have to protect agar pengembang ataupun para inovator itu sampai pada saatnya nanti secara sah masuk ke industri dan dunia bisnis kita. Itu yang kedua Saudara-saudara.

Sedangkan yang ketiga, tadi pagi sebagaimana saya sampaikan, saya menerima kunjungan pimpinan BP, ada good news, Saudara tahu bahwa dengan perkembangan ekonomi negara kita, di kala dunia mengalami krisis sekalipun, sekitar 6,5%, maka terjadi peningkatan kebutuhan yang luar biasa pada energi, termasuk gas. Nah, gas ini, meskipun ada beberapa tempat eksplorasi dan produksi dan telah berfungsi, tetapi ternyata dikaitkan dengan kebutuhan domestik yang meningkat sangat tajam, tentu tidak cukup kalau tidak ada penataan-penataan baru. Sebagaimana Saudara ketahui, ada kontrak-kontrak di waktu yang lalu, karena dulu kebutuhan gas di negeri kita tidak terlalu besar, maka ada perjanjian jual-beli, dari Indonesia dijual ke negara lain dan kontraknya sudah puluhan tahun yang lalu.

Menyadari tuntutan ekonomi kita sekarang ini, maka pemerintah sesungguhnya beberapa saat yang lalu, sekarang, terus melaksanakan negosiasi, pembicaraan kembali, agar gas yang diproduksi di bumi Indonesia ini, tentunya, tidak tepat dan tidak adil kalau semuanya harus dijual di luar negeri. Tetapi, tentu tidak semudah itu untuk bernegosiasi karena secara internasional semua negara harus menghormati kontrak. Saya menghormati kontrak, tetapi saya juga mengajak para investor, para pemimpin bisnis yang beroperasi di Indonesia ini untuk memahami situasi di Indonesia sekarang ini. Kalau kontraknya ternyata tidak tepat dan dirasakan kurang adil sekarang ini, mengapa dengan niat yang baik untuk kita perbaiki ataupun perbaharui. Itulah jiwa dari apa yang kita lakukan.

Khusus berkaitan dengan perlunya meningkatkan supply gas di dalam negeri kita, maka tadi saya berbicara dengan pimpinan BP khususnya, yang sekarang sedang mengerjakan proyek di Tangguh. Saudara tahu, Tangguh itu kontraknya sudah sekian tahun yang lalu dan kontrak itu saya nilai banyak yang harus kita perbaiki agar lebih adil, lebih seimbang, dan membawa manfaat kepada ekonomi kita.

Saya katakan ada good news, yang pertama, kalau semula konsepnya atau bisnisnya gas itu akan dijual di luar negeri, maka disepakati akan ada yang dialirkan ke dalam negeri berjumlah 230 jutacubic feet per day dan tentu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan industri kita. Itu yang pertama.

Yang kedua, ada juga sebetulnya rencana untuk pengapalan gas itu ke buyer, pembeli negara lain, dalam jumlah yang besar, misalkan 60 kapal/pengapalan, ternyata tidak sebanyak itu dan sekitar 56 kapal akan bisa digunakan untuk kepentigan kita. Itu salah satu hasil dari pembicaraan tadi yang sebelumnya dibicarakan dengan menteri terkait.

Kemudian yang ketiga, BP juga, di Papua, akan menambah lagi trainuntuk produksi gasnya itu dengan investasi sebesar 11 milyar dollar AS, sekitar Rp.100 triliun. Tentu ini suatu investasi yang besar dan akan menggerakkan perekonomian lokal dan perekonomian nasional. Tetapi yang menggembirakan bahwa dari produksi itu, 40% akan dialirkan dan akan digunakan oleh industri dalam negeri yang dulu, terus terang, tidak terpikirkan untuk seperti itu.

Yang keempat, BP juga akan mengalirkan listriknya untuk masyarakat Bintuni yang dekat dengan lokasi itu, sekarang diperlukan 4 Megawatt, tetapi bisa ditingkatkan akan menjadi 75 Megawatt, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat lokal di situ.

Yang lain, Saudara tahu bahwa kita punya sumber energi terbarukan, sumber energi yang ramah lingkungan, yaitu panas bumi ataugeothermal. Terus terang, meskipun kita punya deposit yang paling tinggi di dunia, tetapi baru sedikit yang digunakan karena memang ada tantangan-tantangan, tidak mudah investasi datang ke situ, harganya dibandingkan dengan minyak yang kita berikan subsidi ternyata tidak kompetitif, tetapi BP dengan pembicaraan tadi sanggup juga untuk ikut mengembangkan geothermal yang ada di Indonesia, dengan demikian menambah lagi daya listrik yang kita miliki.

Dan yang terakhir, Saudara tahu bahwa kita punya banyak batubara, tetapi batubara itu mestilah kita gunakan untuk kepentigan yang lebih luas, downstream industries, teknologi yang ramah lingkungan, dan BP, sebagaimana yang dijanjikan dahulu, telah mulai memproduksi CBM (Coal Bed Methane) yang tentunya membawa manfaat yang riil.

Itulah kegiatan hari ini Saudara-saudara, dan besok pagi kami akan mengikuti kegiatan International Hash di kawasan Borobudur dengan para peserta dari 40 negara, kalau tidak salah yang saya dengar tadi, dan tentunya mudah-mudahan itu meningkatkan dunia kepariwisataan di Jawa Tengah maupun Daerah Istimewa Yogyakarta.

Itulah Saudara-saudara yang perlu saya sampaikan pada kesepatan ini, terima kasih, sampai besok, terima kasih atas perhatiannya.

Selesai.

Dari Gedung Agung Yogyakarta


PENGANTAR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
RAPAT KOORDINASI
MOBIL LISTRIK NASIONAL
DI GEDUNG AGUNGYOGYAKARTA
TANGGAL 25 MEI 2012



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati, para Menteri, para Pimpinan Perguruan Tinggi, para Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,
Hadirin sekalian yang saya hormati,

Alhamdulillah, hari ini kita dapat menyelenggarakan rapat koordinasi sebagai kelanjutan dari pertemuan saya dengan beberapa menteri dan para rektor di Jakarta, yang berkaitan dengan upaya pengembangan sarana transportasi yang hemat energi dan ramah lingkungan. Sama-sama kita ketahui, bahwa permasalahan pangan dan energi menjadi permasalahan global, menjadikan tantangan yang harus dihadapi oleh umat manusia.

Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa mengantisipasi hadirnya tantangan di masa depan itu. Oleh karena itu, saya mengajak bangsa Indonesia melewati Saudara-saudara semuanya, untuk menjadi bagian dari solusi global menjawab dan mengatasicrucial challenges, yaitu pangan dan energi.

Bicara energi, kita tahu bahwa persoalannya bukan hanya miss-matchpada saatnya antara supply dan demand, tetapi juga impact of energy to environment. Oleh karena itu, sekali lagi, mari kita juga menjadi bangsa yang cerdas dengan kemampuan teknologi yang kita miliki, dengan tekad yang membaja untuk membangun sistem di negeri ini, sistem transportasi, termasuk penggunaan energi yang benar-benar menjadi bagian dari solusi global, yang benar-benar membikin hemat energi, ramah terhadap lingkungan, bisa mengurangi bahkan me-nol-kan emisi karbon.

Apa yang kita bicarakan di Jakarta dahulu dengan para rektor, dan saya senang bahwa kita memiliki tekad yang membaja untuk benar-benar di tahun-tahun mendatang mengembangkan electric car dan kemudian green car. Sebulan lalu saya sudah berbicara dengan kalangan tertentu, dengan pimpinan perusahaan otomotif tertentu, dan para menteri terkait, bagaimana kita segera mengenalkan atau mengadakan kendaraan dengan hybrid system, bisa menggunakan listrik dan bisa menggunakan BBM, yang nyata-nyata hemat energi. Yang kita bicarakan di Jakarta kemarin, dua-duanya perlu, tetapi saya ingin memulai, atau apa yang kita mulai, dengan mengembangkanelectric transportation.

Saya sudah melihat tadi, bagus, mudah-mudahan semua bisa dan makin bagus. Pikiran saya, sebelum masuk mainstream public transportation, kalau itu bisa dikembangkan dan digunakan untuk lokalitas-lokalitas tertentu, misalkan kompleks olah raga golf, lantas instansi pemerintah atau militer atau Polri, yang tidak terlalu luas, yang diameternya misalkan 5 kilometer persegi, ataupun komunitas tertentu yang jauh lebih efisien, lebih mudah, lebih hemat kalau menggunakan electric transportations seperti tadi. Kita yang menentukan policy-nya, kita yang menentukan arah dari research, development, and innovation ini, dan kemudian, harapan kita, semuanya menjadi solusi.

Itulah yang ingin saya sampaikan sebagai pengantar dan karena ini pertemuan kedua, meskipun belum hadir pada waktu itu semuanya, saya persilakan dahulu Saudara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyampaikan pengantar, dan saya senang nanti, kalau juga diberikan presentasi apa yang telah dirumuskan, dipikirkan secara bersama.

Demikian, silakan Professor Nuh untuk memberikan pengantar.